KAJIAN DAMPAK KARHUTLA ( KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN) PROVINSI RIAU TERHADAP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA PENYAKIT ISPA DI KOTA PAYAKUMBUH SUMATERA BARAT

Linda Handayuni, Ali Amran, Abdul Razak

Sari

Bencana asap yang disebabkan oleh pembakaran hutan dan lahan merupakan fenomena yang terjadi hampir setiap tahun di Indonesia, terutama di sepuluh provinsi rawan kebakaran termasuk salah satunya adalah Provinsi Riau. Ketika kabut asap terjadi pada tiga tahun terakhir ini yang selalu meningkat.. Tujuan dalam penelitian ini melakukan Kajian Dampak KARHUTLA (Kebakaran Hutan dan Lahan) Propinsi Riau Terhadap Biaya Pelayanan Kesehatan Pada Penyakit ISPA di Kota Payakumbuh Sumatera Barat. Penelitian ini merupakan penelitian Ex Post Factor untuk melihat peristiwa yang telah terjadi. Responden pada penelitian ini adalah 100 orang penderita ISPA yang berada diwilayah kerja pelayanan kesehatan Kota Payakumbuh (Rumah Sakit, Puskesmas dan Pelayanan kesehatan lainnya) serta dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Biaya yang dikeluarkan dalam pemberian pelayanan ISPA yang disebabkan oleh KARHUTLA adalah jasa dokter, obat dan tindakan yang diberikan kepada pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk satu orang penderita ISPA dapat dihitung dengan Lsmog = d + o + t (required). Hasil dari biaya dapat ditentukan setelah pasien ISPA ditangani.  

 

Kata kunci : Kebakaran Hutan dan lahan, Kejadian ISPA, Biaya pelayanan Kesehatan

 

Teks Lengkap:

PDF

Referensi

Agus Irianto. (2006). Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencaa

Abizar, Irianto Agus & S, Chatlinas. (1999). Baku Panduan Penulisan Tesis. Padang: Program Pascasarjana.

Achmadi, U.F & Setyorogo, S. (1991). Epidemioogi Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Dirjen PPM & PLP.

____. (1991). Tranformasi kesehatan lingkungandan kesehatan kerja di Indonesia. Jakarta: FKM-UI

Azrul, Azwar. (1984). Pengantar Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: FK-UI.

Bloom H. (1996). Human Characteristic and school learning. New York: c Graq Hill Book Company.

Bustam. (1996). Pengantar Epidemologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Buchman, Lapau, Melwita. (1985). Peningkatan Usaha-usaha penanggulangan Penyakit ISPA Dalam Rangka Penurunan Mortalitas Balita. Jakarta

Budiharjo. E. (1989). Penataan Lingkungan Pemukiman Sehat di Daerah Perkotaan. Jakarta: Majaah Sanitasi.

Cochran. J. C. (1977). Sampling Techniques. New York: John Willey & Sons.

Departemen Kesehatan RI. (1993). Pedoman pemberantasan Penyakit ISPA. Jakarta: Depkes.

_____. (1996). Survei Kesehatan Rumah tangga. Jakarta: Balitbangkes

_____. (1999). Rencana Pembagunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat. 2010. Jakarta: Depkes.

Dewi, N.H. (1995). Faktor-faktor resiko yang dapat mempengaruhi terjadinya pnemonia pada anak balita di Kabupaten Klaten. Jakarta: Besta Kedokteran Masyarakat.

Hastono, Sutanto. (2001) Modul Analisis Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia

Kartasasmita, C.B. (1993). Morbiditas dan faktor resiko infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) pada balita di Cikutra, suatu daerah urban di Kotamadya Bandung. Bandung: Majalah Kedokteran Bandung

Lubis, P. (1985). Faktor resiko penyakit Pengembangan Tenaga Kesehatan Pusat Diknakes. Jakarta: Depkes

Mega, C. R. (2001). Faktor resiko penyakit pneumonia pada balita. Jakarta; Buletin Epidemiologi.

Pudjiastuti, L. (1998). Kualitas udara dalam ruang. Jakarta: Dirjen Dikti, Depdikbud.

R. Muchsin, (2002). Kondisi lingkungan rumah dan hubungannya dengan kejadian penyakit ISPA balita pada pemukiman pantai di Kota Padang. Padang Program Pascasarjana Universitas Andalas.

Sanropie, J., Gunarso, LT Adisapto, W. (1991). Pengawasan penyehatan lingkungan Pemukiman, Jakarta: Pusdiknakes Depkes.

Singarimbun, M. (1995). Metode Penelitian survey. Jakarta: Pustaka LP3ES.

Surjadi, C. (1993). Faktor resiko Pnemoniapada Anak balita danModel penanggulangannya, Yogyakarta: disertasi Program Pascasarjana Universias Gajahmada.

Tanjung,S. (1995). Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: UniversitasGajakmada Press.

Wagner, E.G. & Lanoiz, J.N. (1985) Excreta Disposal Rural For Area and Small Communities. Geneva. World Health Organization.

Ali Imran, La Ode.2013.Ekonomi Kesehatan.Kendari.

Depkes.2013.Fungsi-Pembiayaan-Kesehatan. http://www.ppjk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=85&Itemid=120.20 Mei 2017.

Helda.2011.Pembiayaan-Kesehatan.http://heldaupik.blogspot.com/2011/11/pembiayaankesehatan.html?m=1.20 Mei 2017.

Suhadi.2012.Pembiayaan-Kesehatan.http://kebunhadi.blogspot.com/2012/11/pembiayaan-kesehatan.html?m=1.20 Mei 2017.

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.