gastrodiplomasi sebagai strategi pengembangan pariwisata kuliner Indonesia dalam mendukung program ASTP

dewi mudji astuti, Melaty Anggraini

Sari

Pariwisata merupakan sektor penting yang perlu dikembangkan untuk mendukung pertumbuhan perekonomian setiap negara karena berkaitan dengan potensi kebudayaan yang dimiliki setiap negara. Dengan adanya pemasukan domestik bruto dari sektor pariwisata, negara tersebut tidak hanya mendapat keuntungan secara finansial tetapi juga relasi konektivitas lainnya dari berbagai aspek.

Maka dari itu pariwisata menjadi poin penting yang perlu dimanfaatkan secara berkesinambungan untuk mendukung perkembangan budaya dan perekonomian suatu negara. Untuk memanfaatkan sumber-sumber sektor pariwisata secara maksimal maka diperlukan suatu arah kebijakan dan strategi yang terencana dengan baik, ASEAN sebagai salah satu wadah forum kerjasama regional memiliki pandangan yang sama bahwa pariwisata merupakan poin penting sehingga ASEAN sebagai suatu lembaga regional mulai merumuskan kebijakan dan kerangka acuan dalam bidang pariwisata yaitu ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN (ATSP) untuk membantu setiap negara yang tergabung di dalamnya merencanakan kebijakan pariwisata secara lebih terstruktur. Aplikasi dari setiap kebijakan dalam ATSP ini tidak bisa dipraktekkan bersamaan bagi setiap negara ASEAN karena tergantung dengan kondisi dan nilai potensi pariwisata suatu negara. Namun kerangka tersebut setidaknya menjadi garis acuan dalam penetapan standar domestik masing-masing negara dalam mengembangkan potensi pariwisatanya.

Indonesia salah satunya yang menjadikan ATSP sebagai kerangka acuan dasar dalam pola pengembangan kebijakan strategi pariwisata, dan melalui ATSP tersebut Indonesia perlu mengembangkan potensi kebudayaanya untuk meningkatkan sumber pariwisatanya. Salah satunya dari bidang food culinary  karena makanan merupakan suatu hal yang memiliki fungsi sebagai produk budaya sehingga dapat dijadikan sebuah komoditas industri kreatif pariwisata berbasis budaya. Sudah ada beberapa negara di ASEAN yang mengembangkan potensi kuliner sebagai ajang pariwisata seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia dan menjadikan beberapa negara tersebut sebagai negara yang perkembangan pariwisata nya cukup meningkat akibat sokongan wisata kuliner tersebut meskipun bukan menjadi salah satu aspek utama dalam strategi pariwisatanya. Indonesia yang merupakan daerah yang memiliki tingkat diversitas paling tinggi karena memiliki berbagai macam silsilah budaya perlu juga melestarikan warisan budaya di bidang kuliner yang beranekaragam tersebut dan menjadikan sebagai ladang industri kreatif untuk mendorong peningkatan pariwisata ke Indonesia.

Dengan pendekatan strategi diplomasi culinary atau gastrodiplomacy diharapkan sektor pariwisata indonesia dapat semakin meningkat dan menjadi suatu negara percontohan yang tidak hanya dikenal sebagai negara yang memiliki berbagai macam warisan situs budaya tetapi juga potensi kuliner yang bermacam-macam yang mendukung bisnis ekonomi kreatif masyarakat lokal Indonesia.

 

                                                                      

Kata Kunci : Pariwisata Kuliner Indonesia, Gastrodiplomasi, ATSP

Teks Lengkap:

PDF

Referensi

ASEAN Secretariat. (2007). ASEAN Document Series 2006, Jakarta, ASEAN COMMUNITY Document Press..

ASEAN Teamwork. (2012). ASEAN Selayang Pandang, Jakarta, ASEAN COMMUNITY Document Press.

Karyono, A. Hari. (1997). ”Kepariwisataan”. Jakarta: Grasindo

Kurniawan M, Wahyu (2015). “Analisis Strategi Gastrodiplomasi Dalam Pendekatan Gastronasionalisme Terhadap Dinamika Perkembangan Ekonomi Politik Korea Selatan”, Jurnal Ilmiah Universitas Bakrie, Vol 3, No 03 Agustus (2015), diakses tanggal 30 April 2017, id.portalogruda.or/index.php?ref=browseand=viewerticle&article=357404.

Purwasito, Andrik dkk. (2016). “Gastrodiplomacy sebagai penjuru diplomasi ekonomi Indonesia”. Surakarta: Kerjasama Penelitian dan pengembangan kebijakan Kemenlu dan Prodi HI Fisip Univ Sebelas Maret.

Rockower, Paul. (2010) “Why Not Feed Indonesia to the World?” 10 Desember 2010, http:// jakartaglobe.beritasatu.com/archive/why-not-feed-indonesia-to-the-world/. diakses 17 Februari 2018

Rockower, Paul S. (2012). “Recipes for Gastrodiplomacy”, 2012, http://publicdiplomacymagazine.com/wp-content/uploads/2013/07/pb201217_AOP-1-copy.pdf, Lihat pula Place Branding and Public Diplomacy advance online publication, 14 November 2012; doi: 10.1057/pb.2012.17. diakses 22 Februari 2016

Rockower, Paul Winter. (2014). “The state of gastrodiplomacy. [pdf] http://publicdiplomacymagazine.com/wp-content/uploads/2014/02/GASTRODIPLOMACY-PDF.pdf, hlm 13, terakhir diakses 02 Oktober 2017

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.