Desain Panoptikon melalui Media Visual pada Tata Ruang Lingkungan Sekolah dalam Rangka Optimalisasi Pendidikan Karakter

Pandu Pramudita

Abstract


Pendidikan karakter adalah suatu upaya pembentukan karakter lembaga pendidikan terhadap setiap anggota sekolah, khususnya siswa. Pembentukan karakter ini tidak lain dengan tata cara penanaman karakter melalui kegiatan belajar mengajar dan di luar kegiatan belajar mengajar. Dalam rangka penanaman pendidikan karakter, lingkungan sekolah, termasuk tata ruang dan pengadaan media visual, menjadi perhatian tersendiri. Kesuksesan dua gerakan ini tidak lain adalah adanya sinergisitas antara lingkungan sekolah dan penempatan media visual. Lalu, bagaimana sinergisitas antara lingkungan sekolah dan media visual dapat menanamkan pendidikan karakter kepada anggota sekolah? Sinergi ini dapat diwujudkan dalam bentuk perancangan desain panoptikon, yaitu antara desain visual dan tata ruang di lingkungan sekolah. Panoptisme sangat dibutuhkan dalam lingkungan sekolah yaitu untuk menciptakan kedisiplinan warga sekolah yaitu dengan cara pembuatan sistem pengawasan yang berada di dalam setiap warga dengan ditandai ruang-ruang yang dibangun. Analisis wacana digunakan sebagai metode yang menganalisis kesinambungan antara teks dan konteks. Dalam membentuk panoptisisme, maka desain visual harus mengikuti sifat dari bangunan atau tata ruang yang ada. Tata ruang di lingkungan sekolah setidaknya dibagi menjadi tiga kategori, yaitu ruang formal, ruang nonformal, dan ruang informal. Adanya ketepatan penempatan desain visual pada ruang maka memunculkan efek pengawasan atas individu yang melihatnya. Selain itu, ketepatan dalam penentuan aktor yang dipilih sebagai unsur visual pada media visual juga akan menentukan munculnya sistem pengawasan dalam diri anggota sekolah.

Keywords


Media Visual; Panoptikon; Analisis Wacana; Ruang Sekolah

Full Text:

PDF

References


Anik G. (2011). Desain Kurikulum yang Relevan untuk Pendidikan Karakter. Cakrawala Pendidikan. 30(Edisi Khusus). 52-63.

Berger, A. A. (2016). Applied Discourse Analysis: Popular Culture, Media, and Everyday Life. San Francisco: Palgrave McMillan

Dillistone F.W. (2002). Daya Kekuatan Simbol. Yogyakarta: Kanisius.

Hardiyanta, P. S. (1997). Michell Foucault: Disiplin Tubuh Bengkel Individu Modern. Yogyakarta: LKiS.

Kaawoan, S. (2014). Membangun Kultur Masyarakat Sekolah. Jurnal Irfani. 10(1). 43-53.

Kemendikbud. (2017). Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter: Tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. (2017). Lima Nilai Karakter Utama. http://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/. (diakses 23 Mei 2017).

Peterson, K.D. & Terrence E.D. (2002). The Shaping School Culture Fieldbook. San Francisco: Jossey-Bass.

Tinarbuko, S. (2015). DeKaVe (Desain Komunikasi Visual): Penanda Zaman Masyarakat Global. Yogyakarta: Caps.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.


Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Indraprasta PGRI

Alamat: Kampus A Gedung 1, Lantai 2 | Jl. Nangka No. 58 C (TB. Simatupang), Kel. Tanjung Barat, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530, Jakarta, Indonesia.
Tlp: (021) 7818718 – 78835283 (ext. 122) | Tutup hari Minggu dan hari libur nasional Indonesia
Jam Kerja: 09.00 AM – 08.00 PM

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.