Hiperrealitas Budaya Stereotip Bangsa Dalam Meme Pejabat Korupsi

Deti Fortuna Hardiyanti, Putri Yuki, Shifa Khairunnisa Mardhiyah, Muhammad Husen

Abstract


"Meme" adalah karya seni yang telah dimunculkan oleh para netizen di media sosial akhir-akhir ini. Dalam perkembangan internet saat ini, istilah "meme" tidak lagi mengacu pada kumpulan budaya yang menyebar dari orang ke orang melalui imitasi atau menduplikasi, serta replikasi foto atau ilustrasi seseorang yang diubah ke bentuk yang berbeda, ditambah dengan berbagai kalimat yang biasanya bersifat sindiran atau lelucon di internet atau media sosial. Meme yang bertemakan pejabat yang korupsi adalah meme yang mencerminkan atau mengolok-olok perilaku korupsi yang dilakukan oleh pejabat pemerintahan atau individu dengan jabatan politik. Penelitian ini dibahas agar bisa menciptakan sebuah kesadaran bahwa korupsi adalah masalah serius yang dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada masyarakat dan negara. Memes yang mengolok-olok korupsi dan pejabat korupsi dapat menjadi sarana untuk menyampaikan pesan yang kritis dan mengedukasi masyarakat, tetapi perlu juga diperhatikan untuk menjaga agar tidak melampaui batas dan tetap menjunjung etika serta rasa tanggung jawab. Penelitian kualitatif ini menggunakan paradigma kritis untuk studi literatur.Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap budaya stereotip bangsa berdasarkan karakteristik hiperrealitas dengan simulasi, di dalam kompleksitas antara tanda, citra, dan realitas bertemu dari dalam meme pejabat korupsi. Meme semacam ini sering kali menggunakan gambar, teks,atau kombinasi keduanya untuk menggambarkan situasi korupsi secara humoris atau satir.


Full Text:

PDF

References


Fatimah, U., & Lestari, R. (2016). Analisis Pascakolonialisme Gadis Pantai Karya Pramoedya

Ananta Toer Dalam Teori Homi K. Bhabha Postcolonial Analyzing Gadis Pantai By Pramoedya Ananta Toer Based on Homi K. Bhaba’S Theory. 14(2), 144–153.

Raco, Richard Jozef. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.

Fitria, H. (2016). Hiperrealitas Dalam Social Media (Studi Kasus: Makan Cantik Di Senopati Pada

Masyarakat Perkotaan). Informasi, 45(2), 87.

Juditha, C. (2015). Stereotip dan Prasangka dalam Konfl ik Etnis Tionghoa dan Bugis Makassar.

Jurnal ILMU KOMUNIKASI, 12(1), 87–104.

Hanan, H. (2017). MEME CULTURE SEBAGAI KRITIK TERHADAP CAPRES & CAWAPRES

PEMILU PRESIDEN 2014 DI TWITTER (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

Panuju, Redi. 2002. Relasi Kuasa Negara Media Massa dan Public (Pertarungan

Memenangkan Opini Publik dan Peran dalam Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Piliang, Yasraf Amir, 2003, Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies atas Matinya Makna,

Jalasutra, Bandung.

Dewi, R. S. (2017). ‘MEME’ SEBAGAI SEBUAH PESAN DAN BENTUK HIPERREALITAS DI

MEDIA SOSIAL. Jurnal Ilmu Komunikasi-MediaKom, 1(1).

Azwar, M. (2014). TEORI SIMULAKRUM JEAN BAUDRILLARD DAN UPAYA (Muhammad Azwar).

Khizanah Al-Hikmah, 2(1), 38–48.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.


Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Indraprasta PGRI

Alamat: Kampus A Gedung 1, Lantai 2 | Jl. Nangka No. 58 C (TB. Simatupang), Kel. Tanjung Barat, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530, Jakarta, Indonesia.
Tlp: (021) 7818718 – 78835283 (ext. 122) | Tutup hari Minggu dan hari libur nasional Indonesia
Jam Kerja: 09.00 AM – 08.00 PM

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.