Analisis Gaya Busana Tokoh Paranormal Film The Conjuring 2 melalui Pendekatan Mitos Roland Barthes

David Victor Armando Tambunan, Jonathan Michael Rahayaan, Dimas Panca, Ignatius Daniel Lering, Fawaz Naufal

Abstract


Film merupakan media audio visual yang menampilkan sebuah cerita untuk hiburan, dan juga sebagai sarana informasi. Terdapat banyak jenis genre dalam film, antara lain action, comedy, horor, dan sebagainya. Film “The Conjuring 2” merupakan Film bergenre horor supranatural yang berasal dari Amerika Serikat, berdasarkan pada kisah nyata. Film ini menceritakan sepasang suami-istri paranormal yang berusaha membantu sebuah keluarga yang selalu dihantui oleh roh jahat. Dalam artikel ilmiah ini membahas tentang analisis permasalahan mitos yang terkandung pada visual film “The Conjuring 2”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami mitostentang gaya busana apa yang terkandung dalam visual film “The Conjuring 2”. Jenis metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yang dapat membantu penelitian dalam memberikan data dan penjelasan lengkap, dan menggunakan pendekatan mitos Rolland Barthes untuk menjabarkan informasi tentang mitos yang berkembang di masyarakat dan hubungannya dengan film tersebut. Sumber data penelitian ini adalah dari beberapa artikel dan jurnal yang berkaitan. Dari hasil penelitian ini, dengan mengumpulkan data hasil analisis dari visual film “The Conjuring 2”. Diketahui bahwa mitos tentang gaya busana yang terkandung dalam film “The Conjuring 2” adalah stereotip masyarakat terhadap penampilan gaya busana paranormal/dukun yang biasanya dikenal sering berpakaian serba gelap, dan nyentrik serta di kelilingi oleh benda-benda kuno yang bersifat mistis, namun pada film “The Conjuring 2” diperkenalkan Ed & Lorraine Warren yang merupakan paranormal, namun selalu berpenampilan kasual sederhana dan berperilaku tidak mencolok. Berbeda dari stereotip di masyarakat, Sehingga orang yang belum mengenal atau mengetahui Ed & Lorraine Warren, akan mengira kalau mereka hanya pasangan suami-istri biasa. 


Full Text:

PDF

References


Pop, Artikel Mencari Sebuah Identitas dalam Budaya. (2007). 50-59. Retrieved from

https://parekita.wordpress.com/

Mariyanto, T., & Jacky, M. (2014). Mitos dan Kritik dalam Iklan 3 (Analisis Semiologi Roland

Barthes terhadap Mitos Kritis Iklan 3 Indie+). Paradigma, 2(3).

Johari, A. (2016, Februari 1). Representasi Mitos dan Makna pada Visual Lambang Daerah. Jurnal

Seni dan Desain Serta Pembelajarannya, 2(1).

Septiana, R. (2019). Makna Denotasi, Konotasi, dan Mitos dalam Film "Who Am I Kein System Ist

Sicher". Jurnal Skripsi.

Syarafa, D. A., Adhrianti, L., & Sari, E. V. (2020, Agustus). Fashion Sebagai Komunikasi Identitas

Sosial Mahasiswa FISIP Universitas Bengkulu. Jurnal Kaganga, 4(2).

Agustina, I., & Rahardi, P. F. (2022, Juni). Representasi Makna dan Nilai Gaya Busana Preman

pada Tokoh Film Preman Pensiun. Jurnal Seni Nasional Cikini, 8(1), 13-22.

doi:10.52969/jsnc.v8i1.134

Kevinia, C., Syahara, P., Aulia, S., & Astari, T. (2022, November). Analisis Teori Semiotika Roland

Barthes Dalam Film Miracle in Cell No.7 Versi Indonesia. Journal of Communication Studies

and Society, 1(2), 38-43.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.


Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Indraprasta PGRI

Alamat: Kampus A Gedung 1, Lantai 2 | Jl. Nangka No. 58 C (TB. Simatupang), Kel. Tanjung Barat, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530, Jakarta, Indonesia.
Tlp: (021) 7818718 – 78835283 (ext. 122) | Tutup hari Minggu dan hari libur nasional Indonesia
Jam Kerja: 09.00 AM – 08.00 PM

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.