PERANCANGAN MUSEUM BUMI DI JAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOFILIK

Abstract

Bumi merupakan tempat dimana manusia dan makhluk hidup lainnya tinggal dan berkembang biak. Bumi adalah tempat yang sempurna bagi manusia, karena di bumi telah tersedia seluruh elemen yang dibutuhkan manusia untuk melanjutkan kehidupan. Namun aktivitas yang dilakukan manusia untuk melanjutkan kehidupan di bumi tidak sedikit yang memberikan dampak buruk terhadap keseimbangan alam. Sejak jaman evolusi industri gas-gas yang dihasilkan telah mengendap dan membuat cahaya matahari tidak dapat dipantulkan kembali. Hal ini mengakibatkan terjadinya percepatan kenaikan suhu bumi yang di sebut pemanasan global. Ilmu pengetahuan tentang bumi, aktivitas yang dapat merusak keseimbangan bumi, dan keadaan bumi saat ini harus di informasikan kepada masyarakat. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang bumi, cara menjaga bumi agar tetap seimbang, dan menimbulkan rasa cinta terhadap bumi agar timbul rasa ingin lebih menjaga bumi dituangkan dalam wadah yaitu Museum Bumi. Museum Bumi ini akan mengangkat topik tentang pengetahuan planet yang kita tinggali dan keadaannya sekarang akibat dampak aktivitas manusia. Hubungan manusia dengan alam asri pun juga semakin jauh terutama untuk penduduk di wilayah perkotaan yang jauh dengan alam yang masih asri. Hal ini mengakibatkan hubungan alam dan manusia menjadi pudar yang menimbulkan hilangnya rasa cinta untuk menjaga alam. Maka arsitektur biofilik dipilih untuk diterapkan pada museum ini dengan tujuan memperkuat hubungan manusia dengan alam. Dengan pendekatan arsitektur biofilik, diharapkan perancangan Museum Bumi ini dapat mengubah paradikma masyarakat tentang museum, hubungan manusia dan alam menjadi bertambah dekat, dan menjadi daya tarik untuk masyarakat berkunjung ke museum. Mengambil prnsip-prinsip desain pada arsitektur biofilik, maka diharapkan museum ini dapat menghadirkan sesuatu yang berbeda dan menjadi daya tarik dari museum dan pengalaman yang berbeda yang dirasakan oleh pengunjung.