GEDUNG PERTUNJUKAN SENI MUSIK DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER

Rendi Novriantoro, Asri Budiarto, Rita Laksmitasari

Abstract


Gedung pertunjukkan merupakan hasil inovasi arsitektur dari budaya barat yang secara teknis memang ditujukan untuk menunjang seni musik. Sejarahnya dimulai sejak awal abad ke-19 dimulai dengan bangunan amphitheater, gedung opera, baru kemudian gedung konser. Pada jaman modern ini, gedung pertunjukan sudah merupakan hasil inovasi mutakhir dari berbagai teknologi, ilmu pengetahuan dan seni musik itu sendiri. Adapun fungsi dari gedung pertunjukan seni musik ini adalah sebagai wadah kegiatan hiburan, sebagai pendidikan/edukasi dan sebagai tempat pertunjukan untuk mempromosikan karya musik.

Musik saat ini telah menjadi salah satu kebutuhan hiburan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sehari-hari dan musik dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, tidak mengenal waktu dan tempat untuk menikmatinya. Musik bisa dinikmati dengan melalui berbagai cara, seperti mendengar radio, tape, computer, tv, hingga menikmati  langsung dengan menonton pertunjukan musik di ruang publik. Menurut (Wadsworth Longfellow 1807-1882) mengatakan “Music is the universal language of mankind”. Musik adalah bahasa manusia, karena dengan musik kita dapat mengeskpresikan kemauan, perasaan, atau isi hati kita tanpa harus mengerti terlebih dahulu bahasa yang diapakai oleh mereka yang mendengarkan musik.

Banyak para ahli pendidikan yang mengkaji tentang peran dan fungsi musik dalam hubungan dengan kehidupan masyarakat. Salah satu fungsi musik adalah sebagai media terapi kesehatan. Terapi kesehatan dengan musik secara umum bertujuan untuk membuat hati dan perasaan seseorang menjadi senang dan terhibur, membantu mengurangi beban penderitaan seseorang, dan tempat penyaluran bakat seseorang. Menurut (Spawnthe Anthony 2003) musik mempunyai manfaat sebagai Efek Mozart (efek yang bisa dihasilkan sebuah musik yang dapat meningkatkan intelegensia seseorang, Refresing, Motivasi, Perkembanagan Kepribadian, Terapi Kesehatan, Komunikasi.

Penelitian ini mengkaji tentang peran gedung pertunjukkan seni musik terhadap kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk merancang gedung pertunjukkan seni musik sebagai tempat untuk hiburan dan terapi kesehatan bagi masyarakat dengan media musik. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan data dengan data primer yaitu observasi lapangan dan dokumentasi, data sekunder yaitu studi literatur dan studi preseden. Analisis digunakan dengan pemilihan berdasarkan kriteria-kriteria dan menghasilkan alternatif atau solusi spesifik berdasarkan obyek, tapak, tema yang bersifat ilmiah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya gedung pertunjukkan musik ini bisa menjadi sarana publik untuk menyelenggarakan pertunjukkan musik dan bisa menjadi terapi kesehatan dengan mendengarkan musik sebagai medianya. Saran dalam penelitian  ini diharapkan gedung pertunjukkan seni musik dengan konsep pendekatan arsitektur kontemporer ini bisa menjadi daya tarik sendiri atau ikon baru provinsi lampung tepatnya di bandar lampung.

Full Text:

PDF

References


Arikunto, Suharisimi. 2009. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Bungin Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Suryana Dayat, 2012. Music Therapy. Buku

Raharjo, Eko. 2007. Journal of Arts Research and Education. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Campbell, D. 2001. Efek Mozart. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Schimbeck, Egon. 1998. Gagasan, Bentuk, dan Arsitektur. Prinsip-Prinsip Perancangan Dalam Arsitektur Kontemporer. Intermatra. Bandung

Fajrin, Nurdiana Harty. 2018. Gedung Pertunjukkan Musik dengan Penekanan Arsitektur Kontemporer. Universitas Riau Kepulauan




DOI: https://doi.org/10.30998/snkkb.v2i1.5048

Refbacks

  • There are currently no refbacks.