KONSEP BIOKLIMATIK PADA PERANCANGAN TENNIS CENTER DI KOMPLEKS OLAHRAGA PAKANSARI CIBINONG

Yulian Dwi Nugroho, Soepardi Harris, Fery Mulya Pratama

Abstract


Cabang olahraga Tennis menjadi sorotan atas capaian yang di dapat pada Asian Games 2018 melalui nomer ganda campuran dan beregu puteri, dengan masing – masing memperoleh 1 medali emas. Hal itu menjadi sebuah pencapaian terbaik sejak 17 tahun lamanya dimana cabang olahraga Tennis tidak meperoleh medali di ajang yang sama. Hal itu disebabkan karena berbagai faktor salahsatunya kurangnya fasilitas yang mendukung aktifitas olahraga Tennis di daerah untuk membentuk bibit atlit yang mampu bersaing dan berprestasi di masa yang akan datang.Hal inilah yang menjadi acuan untuk merancang sebuah fasilitas olahraga yang dapat mendukung seluruh aktivitas pembinaan maupun pertandingan.

Dalam hal ini metode yang digunaan merupakan prinsip dari Arsitektur Bioklimatik itu sendiri, dimana ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam desain dengan tema Bioklimatik diantaranya Menentukan Orientasi Bangunan, penempatan bukaan jendela, penggunaan balkon, desain pada dinding, penggunaan pembayag pasif. Yang melatarbelakangi  perancang menggunakan tema Bioklimatik adalah penyesuaian terhadap karakteristik dari lokasi tapak yang sangat membutuhkan sentuhan arsitektur bioklimatik. Hal itu dikarenakan Bogor yang merupakan dataran tinggi yang bersuhu sejuk dan berhujan sepanjang tahun, walaupun memasuki musim kemarau.

Arsitektur Bioklimatik merupakan salah satu solusi alternatif dalam menciptakan sebuah rancangan Bangunan Olahraga berupa Tennis Center di Kawasan Cibinong Bogor. Hal itu dikarenakan penggunaan arsitektur bioklimatik sangat berdampak besar bagi bangunan yang dirancang terhadap kondisi iklim yang tidak menentu yang berada di Cibinong Kabupaten Bogor.

Selain itu, Arsitektur Bioklimatik juga memberi dampak besar bagi pengguna bangunan, sperti, pengelola gedung, atlit yang berlatih dan bertanding, dan juga pengunjung (masyrakat). Dampak besar bagi pengelola: Dapat menekan biaya perawatan bangunan dikarenakan Arsitektur Bioklimatik juga berperan aktif dalam menekan penggunaan energi.

Dampak besar bagi Atlit : Mendapatkan fasilitas bangunan yang baik serta sehat dikarenakan bangunan sangat menjunjung tinggi pemanfaatan iklim sekitar tapak sehingga bagi atlit yang berlatih maupun bertanding dapat menjalankan kewajibannya dengan nyaman dan terpenuhi haknya, yang pada akhirnya dapat menjadikan motivasi untuk mendulang prestasi sebanyak – banyaknya, sehingga dapat mengangkat nama derah maupun negaranya.


Full Text:

PDF

References


Dewangga, Putra (2018). Update Klasemen Asian Games 2018 Minggu 2 September 2018, Medali Indonesia Bertambah jadi 98, https://surabaya.tribunnews.com/2018/09/02/update-klasemen-asian-games-2018-minggu-2-september-2018-medali-indonesia-bertambah-jadi-98?page=all. (Diakses pada Desember 2019).

Rauf. A. 2019 IbuKota Krisis Lapangan Tenis. https://www.antaranews.com/berita/966456/ibukota-krisis-lapangan-tenis. (Akses pada September 2019).

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor 2016 – 2036.

Yayasan LPMB, 1994. Tata Cara Perencanaan Bangunan Gedung Olahraga. Bandung.

ITF, 2019. 2019 ITF World Tennis Tour Organisational Requirements.

Francis, D.K Ching 1993. Arsitektur, Bentuk, Ruang Dan Susunannya. Erlangga, Jakarta

Alim, Abdul 2018, Perwasitan Tenis, El-Markazi Sukses Grup, Bengkulu.

Yeang, K. 1996. The Skycraper Bioclimatically. Academy Editions.




DOI: https://doi.org/10.30998/snkkb.v2i1.5059

Refbacks

  • There are currently no refbacks.