Monitoring Keanekaragaman Burung dengan Metode Statistika di Situ Tujuh Muara, Pamulang, Tangerang Selatan

Megananda Koryi Rahmawati

Abstract


Pelestarian ekosistem daratan penting dilakukan untuk mempertahankan keanekaragaman hayati. Pelestarian ekosistem daratan juga dapat dilakukan pada ekosistem perairan darat termasuk Situ Tujuh Muara. Pelestarian ekosistem darat di sekitar wilayah tersebut bertujuan untuk mempertahankan keanekaragaman hayati salah satunya burung, yang diteliti dengan pendekatan statistik. Situ Tujuh Muara memiliki tipe tutupan vegetasi tinggi, sedang, dan rendah yang terbentuk karena bersentuhan dengan hutan penghijauan, perkebunan, pemancingan, perumahan, dan lahan basah. Situ Tujuh Muara dapat mendukung kelangsungan hidup bagi beragam jenis burung. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tingkat keanekaragaman, dominansi, dan kemerataan persebaran jenis burung di setiap tipe tutupan vegetasi. Serta, menganalisis tingkat penggunaan habitat dan hubungan antara tipe tutupan vegetasi dengan nilai keanekaragaman burung di Situ Tujuh Muara. Metode yang digunakan adalah point count untuk pengamatan burung dan sampling purposive untuk menentukan titik pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman burung tinggi, dengan tidak ada burung yang mendominansi, dan cukup tersebar merata pada setiap tipe tutupan vegetasi di Situ Tujuh Muara. Selain itu, pada setiap tipe tutupan vegetasi digunakan cukup baik oleh beragam jenis burung. Kemudian, Uji Kruskal Wallis menunjukkan hasil tidak adanya hubungan antara keanekaragaman burung dengan tiga tipe tutupan vegetasi pada Situ Tujuh Muara.


Full Text:

PDF

References


Adelina, M., S.P. Harianto & N. Nurcahyani. (2016). Keanekaragaman jenis burung di Hutan Rakyat Pekon Kelungi Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus. Jurnal Sylvia Lestari, 4(2), 51—60.

Aryanti, N.A., A. Prabowo & S. Ma’arif. (2018). Keragaman jenis burung pada beberapa penggunaan lahan di Sekitar Kawasan Gunung Argopuro, Probolinggo. Jurnal Biotropika, 6(1), 16—20.

Azhari. (2017). Keanekaragaman spesies burung yang terdapat di Kawasan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan sebagai referensi mata kuliah ornitologi. Skripsi S-1. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Ar-Raniry Darussalam-Banda Aceh: i+68 hlm.

Caesar, K.A. (2018). Kebijakan pengelolaan situ di Indonesia: Studi Tentang Pengelolaan Situ Kuru Di Desa Cempaka Putih Kota Tangerang Selatan. Skripsi S-1 FISIP Universitas Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta: i+80 hlm.

Crozier, G.E. & G.J. Niemi. (2003). Using Patch and Landscape Variables To Model Bird Abundance In a Naturally Heterogenous Landscape. Can. J. Zool 81: 441—452.

Dataku. (2021). Sustainable Development Goals (Menjaga Ekosistem Darat). 1 hlm. http://bappeda.jogjaprov.go.id/dataku/sdgs/detail/15-menjaga-ekosistem-darat, diakses pada 22 Mei 2021 pk. 10.44 WIB.

Davidar P, Yoganand K, Garsch T. (2001). Distribution of forest bird in Andom Island importana of leg habitat. Journal of Biogeography, 28, 666—671.

Dewi, R.S., Y. Mulyani & Y. Santosa. (2017). Keanekaragaman Jenis Burung di beberapa tipe habitat Taman Nasional, Gunung Ciremai. Fakultas Kehutanan IPB, Bogor: 3.

Feby, I. A., N. Fadhylah, A. Rizal, M. Hilal, W. Rumblat, H. S. Hermawan & N. Fitriana. (2017). Komunitas burung sebagai indikator kualitas lingkungan Taman Kota 1 dan Taman Kota 2, Bumi Serpog Damai (BSD) Tangerang Selatan, Banten. Konferensi Peneliti dan Pemerhati Burung Indonesia 3 (KPPBI 3), 44—49.

Handayani, A.D. (2015). Analisis hubungan keragaman pohon dengan jumlah jenis burung di ruang terbuka hijau Taman Monas, Jakarta. Skripsi S-1 Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor: 66 hlm.

Hendra, G. & L.B. Prasetyo. (2013). Fragmentasi Hutan: Teori yang mendasari penataan ruang hutan menuju pembangunan berkelanjutan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan, Bogor: ii+129 hlm.

Harianto, S.P. & B.S. Dewi. (2017). Biodiversitas fauna di kawasan budidaya lahan basah. Universitas Lampung: iii+223 hlm.

MacKinnon J.,K. Philips dan B. Van Balen. (2010). Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Puslitbang Biologi-LIPI. Bogor.

Nurmalasari, Y. (2018). Kajian tentang ekosistem burung sebagai sumber belajar biologi. 43 hlm. http://repository.unpas.ac.id/35840/4/14.%20BAB%20II.pdf, diakses pada 9 April 2021 pk. 19.23 WIB.

Patrignani, A & T.E. Ochsner. (2015). Canopeo: a powerful new tool for measuring fractional green canopy cover. Agronomy Journal, 107(6), 2312—2320.

Petronela, L. & L.H. Nanlohy. (2018). Kelimpahan dan keanekaragaman jenis burung di Hutan Mangrove Kampung Yenanas Kabupaten Raja Ampat. Median, 10(2), 12—19.

RPJMD (Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah). (2016). Gambaran umum kondisi daerah. Cipta Karya, Tangerang Selatan: 1—90 hlm.

Seadstem. (2021). Tujuan pembangunan berkelanjutan. 1 hlm. https://www.seadstem.org/id/sdg/life-on-land/, diakses pada 22 Mei 2021 pk. 08.17 WIB.

Setyowati, N.A. (2017). Apa yang dimaksud dengan teknik sampling dan apa saja metodenya?. 1 hlm. https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-teknik-sampling-dan-apa-saja- metodenya/8881, diakses pada 15 Maret 2021 pk. 18.12 WIB.

Statmat. (2021). Pengertian dan contoh soal Uji Kruskal Wallis. 1 hlm. https://statmat.id/uji-kruskal-wallis/, diakses pada 7 April 2021 pk. 17.37 WIB.

Susanto, A., E. Rusdianto & Sumarto. (2014). Analisis keberlanjutan pemanfaatan Situ Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan. FMIPA UT: 186—199.

UCLG (United Cites and Local Governments). (2021). Tujuan pembangunan berkelanjutan yang perlu diketahui oleh pemerintah daerah. Balaikota Provinsi DKI Jakarta: 24 hlm.

Zulkarnaini. (2016). Keanekaragaman spesies burung di Kawasan Hutan Kota Banda Aceh sebagai referensi mata kuliah ekologi hewan. Skripsi S-1. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry, Banda Aceh: iv+106 hlm.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Faculty of Mathematics and Sciences
Universitas Indraprasta PGRI

Address: Jl. Raya Tengah No. 80, Kel. Gedong, Kec. Pasar Rebo, Jakarta Timur 13760 , Jakarta, Indonesia. 
Phone: +62 (021) 7818718 – 78835283 | Close in sunday and public holidays in Indonesia
Work Hours: 09.00 AM – 08.00 PM
Best hours to visit: From 9 am to 11 am or after 3 pm. The busiest times are between 11 am and 3 pm. 

Creative Commons License
Prosiding Seminar Nasional Sains 2020 is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License