EDUKASI SEKS PADA ANAK USIA DINI MELALUI TERAPI GAMBAR ORANG
Sari
Orang tua pastilah cemas dan takut bila mendengar dan mengetahui berita tentang pelecehan seksual pada anak, maka perlu edukasi seks anak diberikan pada orang tua dan anak. Edukasi ini dilakukan supaya orang tua dan anak berkolaborasi dalam pengenalan dan pengaplikasiannya pada setiap kegiatan sehari-harinya, serta menjaga anak terhindar dari pelecehan seksual melalui terapi gambar orang. Metode yang digunakan survei, studi pustaka, studi kasus, dan konseling anak. Hasil layanan penguasaan konten, orang tua antusias dalam kegiatan bersama anak mengenalkan bagian tubuh dengan mengambar bersama, dari penanganan konseling pada anak, media gambar orang lebih direspon karena bahasa sederhana anak adalah melalui gambar. Simpulan terapi gambar orang lebih mudah dipahami dan diikuti oleh anak karena pada anak usia dini sedang aktif mengembangkan daya imajinasinya. Melalui mengambar orang yang dilakukan anak, dapat mengenal bagian tubuh sensitif yang tidak boleh sembarangan orang menyentuhnya, dan orang tuapun dapat memperkenalkan bagian-bagian sensitif tersebut melalui gambar orang , konselor pun terbantu dalam pelaksanaan konseling edukasi seks pada anak melalui gambar orang yang tidak memerlukan gambar yang bagus .
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Adni Azizatul & Diana Savitri Hidayah (2014). Perbedaan Recognition Memory Kata dan Gambar pada Media Narasi Bergambar. Jurnal Psikologi, Volume 10 nomor 1 Juni.
Beal Nancy & Gloria Bley Miller (2003). Yogyakarta: Pripoenbooks.
Beck, C. A. J., & Sales, B. D. (2011). Family mediation: Fact, myths, and future prospects. Washington, DC: American Psychology Association.
Blank Joani (2005). Pendidikan Seks Untuk Anak-Anak. Yogyakarta: Pustaka Anggerek.
Davino Roseline (2012). Mengenal Anak Melalui Gambar. Jakarta : Humanika.
Geisen Cynthia (2011). Tubuhku Milikku Pribadi, Panduan Keluarga Tentang Kekerasan Seksual. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Geldard Kathryn, David Geldard & Rebeca Yin Foo (2016). Konseling Anak-Anak, Panduan Praktis. Jakarta: Indeks.
Geldard Kathryn & David Geldard (2012). Konseling Anak-Anak, Panduan Praktis. Jakarta: Indeks.
Hartosujono (2012). Studi Eksploratif Hasil Gambar Anak Usia 4 dan 6 Tahun. Humanitas, Vol.IX no.1 Januari.(pp. 90-102).
Hurlock Elizabeth (2008). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Hurlock Elizabeth (2012). Psikologi Perkembangan, Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Imami Alfathika Dwi (2013).Efektivitas Pendampingan Kegitan Menggambar (Dengan Modifikasi Art Therapy) Sebagai Katarsis Terhadap Agresitivitas.(pp.1-12) Universitas Negeri Malang, Fakultas Pendidikan Psikologi.
Mardi Dian, Gita Lovusa dkk (2014). How to Make a Baby Mommy? Bandung: Kaifa.
Montessori Maria (2013). Metode Montessori, Panduan Wajib untuk Guru dan Orangtua Didik PAUD (Pendidikan anak usia Dini). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mutmaimah (2015). Peranan Terapi Menggambar sebagai Kartasisma Emosi
Rahmawati Arina, Michiko Mamesah & Happy Karlina Marjo (2016). Pengaruh Pengunaan Tehnik Mengambar untuk Mengurangi Kecemasan Sosial terhadap Korban Cyberbullying. Insigt Jurnal Konseling (pp.20-26).
Sri Esti W. (2005). Konseling dan Terapi dengan Anak dan Orang tua. Jakarta: Grasindo.
Tabrani Primadi (2014). Proses Kreasi Gambar Anak Proses Belajar. Jakarta: Erlangga.
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.