PERANCANGAN RUMAH SUSUN BAGI MASYARAKAT MENENGAH DENGAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU DI CIJANTUNG
Abstract
Abstrak: . Rumah susun meupakan bangunan vertikal yang menjadi salah satu solusi dari permasalahan lahan namun bangunan rumah susun memerlukan ruang interaksi, karena pada umumnya bangunan rumah susun tidak menyediakan ruang interaksi pada setiap lantai, taman merupakan ruang interaksi namun itu tersedia hanya pada lantai dasar bangunan rumah susun, dengan tema atau pendekan arsitektur hijau maka ruang interaksi sebagai taman tersedia pada setiap lantainya. Dengan perancangan rumah susun ini menjawab masalah kebutuhan akan ruang interaksi pada setiap lantainya, dan selain itu ruang interaksi tersebut berupa taman yang menjadi ciri arsitekture hijau.
Pemeliharaan bangunan dan lingkungan di sekitar rusun belum terwujud baik. Kondisi ini disatu sisi bisa dilihat sebagai akibat dari kesadaran memelihara bangunan yang masih rendah pada masarakat kita, dan seperti menyiram minyak ke dalam tungku, hal ini diperparah dengan penataan rumah rusun yang tidak mengakomodasi aktivitas ini ke dalam fungsi keruangan. misalnya : minimnya ruang cuci dan jemur dalam rumah susun. Kebanyakan aktivitas menyuci diwadahi di kamar mandi dan hasil cucuian dijemur di balkon, selasar, bahkan atap.
Ruang hunian yang ada tidak ditunjang dengan ruang untuk aktivitas pendukung yang lain, terutama komersial dan ruang interaksi/bersama sehingga muncul fenomena pengalihan/modifikasi fungsi hunian menjadi komersial, koridor-koridor dijadikan ruang publik untuk tempat berinteraksi mereka sehingga perlunya adanya ruang bersama atau ruang interaksi seperti taman pada lantai atas yang tidak memiliki ruang interaksi tersebut.
Selain itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan perumahan dan permukiman yang terjangkau bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah atau menengah demi memenuhi tuntutan pola hidup yang layak, ideal dan juga modern yang berupa permukiman modern dengan pendukungnya seperti taman, pasar ,mini market dan ruang pendukung interaksi lainya, dengan terbatasnya lahan menjadi masalah bagi pemerintah terutama untuk pembangunan perumahan dan permukiman, dan memaksimalkan pengguanan tanah dengan bijak terutama di daerah-daerah yang berkependudukan padat, maka perlunya peraturan, penataan dan pengguanaan atas lahan agar nantinya bermanfaat bagi masyarakat.
. Rumah susun meupakan bangunan vertikal yang menjadi salah satu solusi dari permasalahan lahan namun bangunan rumah susun memerlukan ruang interaksi, karena pada umumnya bangunan rumah susun tidak menyediakan ruang interaksi pada setiap lantai, taman merupakan ruang interaksi namun itu tersedia hanya pada lantai dasar bangunan rumah susun, dengan tema atau pendekan arsitektur hijau maka ruang interaksi sebagai taman tersedia pada setiap lantainya. Dengan perancangan rumah susun ini menjawab masalah kebutuhan akan ruang interaksi pada setiap lantainya, dan selain itu ruang interaksi tersebut berupa taman yang menjadi ciri arsitekture hijau.
Full Text:
PDFReferences
Devinisi rumah susun,.diakses https://id.m.wikipedia.org/wiki/Rumah_susun. Pada 22 juli 2020
Pengertian Arsitektur hijau, diakses di https://arsitektur-indonesia.com/arsitektur/arti -arsitektur-hijau-menurut-para-pakar/ pada 6 mei 2020
Alternative kebisingan, diakses di winduandi.blogspot.com pada 22 junli 2020
Noor Hamidah,Mahdi santoso (2019) Arsitektur kota dan Ruang Terbuka Hijau
Dewi Larasati (2018) Arsitektur Hijau.Bandung
Arikunto, Suharisimi. (2009). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Bungin Burhan.(2011). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group
Creswell, Jhon W.(1998). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Traditions. London: SAGE Publications
Moleong, Lexy J.(2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
More G. 1985. Environmental Design Research Directions
Snyder JC. 1984. Architectural Research
DOI: https://doi.org/10.30998/snkkb.v2i1.5012
Refbacks
- There are currently no refbacks.