Plot dan Nilai Sosial dalam Novel “The Hunger Games Trilogy” Karya Suzanne Collins

Abstract

Berdasarkan Rumusan Masalah di atas, tujuan penelitian adalah menganalisis tentang (1)Bagaimana Plot dalam  “ The Hunger Games” karya Suzanne Collins? (2)Bagaimana Nilai Sosial dalam “ The Hunger Games” karya  Suzanne Collins? Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif mengacu kepada penggambaran masalah yang mempunyai tujuan yaitu untuk mendeskripsikan kondisi atau fenomena dalam suatu populasi yang akurat dan sistematis.Berdasarkan data sebelumnya bisa disimpulkan bahwa cerita dari novel “The Hunger Games” mempunyai plot sangat banyak dari klimax 35%  merupakan banyaknya masalah yang di hadapi Katniss Everdeen saat menjalani acara hunger games. 25% awal cerita dari The Hunger Games di mulai dari tempat tinggal dan keadaan di distrik 12 yang memprihatinkan. Penambang batu bara bekerja dari pagi hari untuk menambang. Rumah itu dijuluki Seam.nilai-nilai sosial berdasarkan teori dari dhohiri dan daryanto yaitu nilai material, nilai kebendaan, nilai estetika, nilai moral, kesabaran dan permusuhan. Persentase yang paling tinggi adalah nilai material 30% Karena banyak material-material sebagai properti, 26% yaitu nilai kebendaan. Berbagai macam benda yang bisa di gunakan Katniss Everdeen dalam berpetualang di Hunger Games. Ia menggunakan panah untuk berburu. Dan ia membawa perlengkapan di Cornucopia sebagai alat untuk bertahan hidup. 18% merupakan nilai estetika. Hal itu terjadi pada saat upacara pembukaan The Hunger Games. Katniss dan Peeta mellark memakai pakaian buatan Cinna sang stylist terkenal di dunia. Cinna membuat api sintetis yang membuat para penonton terkesimadan terlihat indah. Pada saat yang sama di acara wawancara dengan Ceasar Flickermann, Cinna begitu kreatif membuat api sintetisnya di bawah rok dan akan menyala saat Katniss memutarkan badan. Itu membuat Ceasar kecanduanmelihatnya.18% yaitu Nilai moral,4% yaitu nilai kesabaran dan permusuhan.